Refleksi Pagi Bersama Pastor Pius: Antara Ikan Baik dan Buruk dalam Pandangan Tuhan
www.info86news.com | Saumlaki, Kamis pagi, 31 Juli 2025 — Dalam suasana teduh pagi di Desa Lauran, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, sebuah pesan rohani penuh makna disampaikan oleh Pastor Pius Heljanan, MSC, Kuasi Paroki Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Lauran.
Mengangkat perikop Injil Matius 13:47-53, Pastor Pius mengajak umat untuk merefleksikan hidup masing-masing: Apakah kita telah menjadi “ikan yang baik” dalam pandangan Tuhan?
Hidup Adalah Pilihan: Menjadi Baik atau Buruk
Dalam renungannya, Pastor Pius menyampaikan perumpamaan Yesus tentang jala yang menjaring berbagai jenis ikan, yang baik dikumpulkan, sementara yang buruk dibuang.
Ia mengibaratkan kehidupan manusia seperti ikan-ikan tersebut, yang pada akhirnya akan dipilah sesuai dengan kualitas hidup dan pilihan moralnya.
“Saudaraku, ada anak-anak Tuhan yang karena pergaulan atau godaan duniawi terjebak dalam hidup dosa. Padahal sejatinya, Tuhan menciptakan kita baik adanya,” ujar Pastor Pius dengan penuh kasih.
Ia menegaskan bahwa Tuhan, karena cinta-Nya, memberikan manusia kebebasan untuk memilih: menjadi orang baik atau hidup dalam kejahatan. Namun, pilihan tersebut membawa konsekuensi kekal.
Setia dalam Iman, Menjauhi Dosa
Pastor Pius menjelaskan bahwa orang baik adalah mereka yang setia dan percaya kepada Tuhan, senantiasa mendengarkan firman-Nya, serta melaksanakan kehendak-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebaliknya, orang yang menolak Tuhan dan hidup dalam dosa, meskipun tampak menikmati dunia, telah memilih jalan yang menuntunnya menjauh dari keselamatan.
“Surga adalah tempat tinggal orang benar, ikan yang baik. Sedangkan neraka adalah tempat bagi mereka yang menolak Tuhan dan hidup dalam dosa, ikan yang buruk,” jelasnya.
Hidup dalam Dunia, Tapi Jangan Terbawa Arusnya
Mengutip kembali perikop Injil, Pastor Pius mengingatkan agar umat tidak terlena dengan tawaran duniawi yang menyesatkan. Ia menegaskan pentingnya menjaga hati dan hidup agar tidak “terkontaminasi” oleh pengaruh buruk lingkungan sekitar.
“Dirimu harus menjadi ikan yang baik, tanpa terkontaminasi oleh ikan buruk. Jangan terlena dengan godaan dunia yang bisa membinasakan hidupmu kelak,” pungkas Pastor Pius.
Suara Iman dari Tanah Tanimbar
Renungan ini bukan hanya menjadi pesan rohani bagi umat Katolik di Lauran, tetapi juga sebuah panggilan universal bagi siapa pun yang sedang menapaki perjalanan hidup di tengah dunia yang penuh tantangan moral dan spiritual.
Melalui pesan sederhana namun sarat makna tersebut, Pastor Pius Heljanan, MSC mengajak setiap pribadi untuk merenung, bertobat, dan kembali menata hidup dalam terang kasih Allah, agar kelak dapat dikumpulkan sebagai “ikan baik” dalam pasu kehidupan kekal.(joko)