Limapuluh Kota, info86news.com Mimpi luhur Sekolah Rakyat di Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat, berubah menjadi mimpi buruk. Janji manis pendidikan berkualitas dan akses merata bagi seluruh lapisan masyarakat kini tinggal puing-puing kekecewaan. Ironi pedih ini menghantam dunia pendidikan, meninggalkan luka menganga di hati masyarakat.
Tanah Hibah Jadi Saksi Bisu
Lebih dari 10 hektar tanah di Sungai Kumayang telah dihibahkan oleh ninik mamak kepada Pemerintah Daerah. Sebuah pengorbanan besar demi terwujudnya Sekolah Rakyat. Namun, apa yang terjadi? Lahan itu kini hanya menjadi saksi bisu pengkhianatan janji
Wali Nagari Sungai Kumayang telah meminta kejelasan kepada dinas terkait, namun jawaban yang diterima hanyalah kabut tebal tanpa kepastian.
Tokoh Masyarakat Geram:
Hendri Donal, tokoh masyarakat Sungai Kumayang yang akrab disapa Buya, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. “Kami sudah memberikan usulan dan saran, tapi diabaikan! Dulu dijanjikan pertengahan tahun ini rеаlisasikan, kenapa sekarang masih nol besar? Ada apa ini? Jangan-jangan hanya janji kosong,” ucap Donal
Donal menambahkan, “Seandainya pemerintah daerah mau mendengarkan suara dari bawah, mungkin semua ini tidak akan terjadi.
Lobi-Lobi Hanya Kedok?
Lemahnya koordinasi dan komunikasi antara pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan kementerian terkait menjadi biang keladi masalah ini. Upaya lobi-lobi yang dilakukan pejabat daerah diduga hanya forмаlitas belaka, tanpa dampak nyata di lapangan.
“Setelah acara seremonial selesai, tidak ada perubahan. Seolah-olah lobi itu hanya untuk menyenangkan Bupati, bukan untuk menyelesaikan masalah masyarakat,” tegas Buya Donal
Padahal, Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang biasa disapa Gus Ipul sudah menerima audiensi Bupati Lima Puluh Kota, Safni Sikumbang beserta jajaran di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta Pusat, Kamis, 11 September 2025
Dalam kesempatan itu, Gus Ipul menekankan pentingnya pemerintah daerah untuk segera merealisasikan Sekolah Rakyat sebagai upaya memperluas akses pendidikan dan memutus rantai kemiskinan. “Pak Presiden Prabowo menggagas Sekolah Rakyat ini memang dikhususkan untuk keluarga yang tidak mampu. Beliau ingin semua anak Indonesia tetap bisa sekolah. Ini kan mulia sekali,” kata Gus Ipul.
Gus Ipul juga menekankan bahwa proses realisasi harus dimulai dari tahap rintisan terlebih dahulu. “Kalau ada gedung yang tidak terpakai, bisa dipakai dulu untuk sekolah rintisan. Terima 50 siswa saja dulu, nanti akan kita perjuangkan untuk yang permanen,” ujarnya.
Menurut Gus Ipul kehadiran Sekolah Rakyat harus menjadi solusi nyata. “Sekolah Rakyat ini adalah jembatan emas untuk mewujudkan cita-cita mereka. Siapa yang ingin jadi guru, pengusaha, polisi, dokter, atau tentara, Sekolah Rakyat akan mengantarkan mereka,” tambahnya.
DPRD 50 Kota Angkat Bicara
Komisi 3 DPRD 50 Kota, melalui Putra Satria Feri (Iya Pile), menyatakan sikap keras. “Kami akan terus mengawasi dan menuntut pertanggung jawaban dari semua pihak yang terlibat pengusulan program pusat ini, uang negara sudah di hambur hambur kan, namun hasilnya sampai saat ini nihil.
Iya juga menambahkan “Tahun ini tidak ada dana untuk Sekolah Rakyat, Entah bagaimana tahun depan…” Wallahu alam
Sekda dan OPD Terkait akan di panggil
Hingga berita ini diturunkan, Pemerintah Kabupaten 50 Kota bungkam seribu bahasa. Namun, sejumlah anggota DPRD berjanji akan segera memanggil Sekda dan OPD terkait untuk dimintai keterangan terkait pengusulan sekolah rakyat ini.
“Kami akan memanggil semua pihak terkait, mulai dari dinas sosial, PU, dan pendidikan. Kami akan mencari tahu apa penyebabnya sekolah rakyat gagal di 50 kota”, tegasnya.
Masa Depan Suram?
Masa depan Sekolah Rakyat di 50 Kota kini berada di ujung tanduk. Apakah masih ada harapan? Masyarakat menuntut tindakan nyata dan komitmen kuat dari pemerintah daerah untuk menyelamatkan mimpi pendidikan berkualitas. Jika tidak, 50 Kota akan terus terpuruk dalam jurang ketertinggalan. (Redaksi)