Generasi Muda Penjaga Bahasa Lampung : Budaya Adalah Identitas yang Paling Dalam.
( Lampung) -info86news.com – Juma”at 17 Oktober 2025 -Hari Kebudayaan Nasional yang jatuh pada 17 Oktober bukan sekadar seremoni, melainkan cermin bagi kita untuk menengok kembali akar budaya. Di Lampung, filosofi Piil Pesenggiri menyimpan nilai luhur yang bukan hanya menjaga kohesi sosial, tetapi juga menawarkan jalan menuju pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Budaya adalah identitas yang paling dalam. Ia tidak hanya berupa tarian, pakaian, atau musik tradisional, melainkan juga nilai, norma, dan cara pandang hidup. Dalam masyarakat Lampung, Piil Pesenggiri mengajarkan tentang harga diri, solidaritas, gotong royong, dan keadaban dalam pergaulan. Nilai ini, bila dihidupkan kembali, bukan hanya menjaga kohesi sosial, melainkan juga menuntun masyarakat menuju peradaban yang beradab, terbuka, dan saling menghargai—ciri utama masyarakat madani
Namun, realitas hari ini menunjukkan adanya tantangan serius. Globalisasi dan modernisasi telah membuka akses luas terhadap budaya populer global yang begitu cepat merasuki ruang publik, terutama melalui media digital. Anak muda lebih mengenal musik K-Pop, bahasa gaul media sosial, dan makanan cepat saji, ketimbang bahasa Lampung, cerita rakyat setempat, atau kuliner tradisional.
Namun, realitas hari ini menunjukkan adanya tantangan serius. Globalisasi dan modernisasi telah membuka akses luas terhadap budaya populer global yang begitu cepat merasuki ruang publik, terutama melalui media digital. Anak muda lebih mengenal musik K-Pop, bahasa gaul media sosial, dan makanan cepat saji, ketimbang bahasa Lampung, cerita rakyat setempat, atau kuliner tradisional.
Hari Kebudayaan Nasional haruslah menjawab tantangan itu. Ia tidak boleh berhenti pada seremoni, melainkan menjadi momentum revitalisasi budaya. Misalnya, bahasa Lampung yang kian jarang digunakan dapat kembali diajarkan secara kreatif di sekolah-sekolah. Bahasa merupakan salah satu warisan budaya yang harus kita jaga. Bahasa ibu adalah cermin identitas sebuah bangsa
Khusus bagi masyarakat Lampung, bahasa daerah bukan sekadar alat komunikasi, melainkan simbol harga diri, kepribadian, dan peradaban. Sayangnya, hari ini bahasa Lampung semakin jarang digunakan. Banyak anak-anak lebih fasih berbahasa Indonesia bahkan asing, sementara bahasa ibunya perlahan tergeser.
By Narasi.Reforter:SUKRAN HADI
@https//Info86News.com