www.info86news.com | Saumlaki_
Kelompok Nelayan dan kelompok tenun ikat mengeluhkan sikap Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang tidak pernah memberikan perhatian dan bantuan.
Hal ini diutarakan Raden Kelmaskosu (42) kepada media ini, dirinya sebagai Bendahara Kelompok Nelayan Astra yang terdiri dari 20 orang anggota di Desa Fursui, Kecamatan Selaru, Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Senin (3/2/25).

“Kelompok Nelayan kami belum pernah mendapat perhatian dan bantuan dari Pemda, padahal Mata pencaharian kami masyarakat di laut 80%, harapan kami Pemda dapat salurkan bantuan berupa pancing, tasi, matakail, mesin ketinting, longboat”. ungkapnya.
Hal yang sama juga dikeluhkan oleh Daud Kelmaskosu (72) yang sudah sejak muda berprofesi nelayan bahkan mengarungi lautan bebas sampai ke perbatasan Negara Tetangga, Australia.

“ Mohon Pemda bisà serius bantu kami dengan peralatan nelayan, supaya kami bisà lebih mudah dan banyak mendapat penghasilan laut seperti ikan, gurita, teripang, Lola, ikan, japing, rumput laut dan lain-lain”. Ulasnya.
Sambungnya mengaku bisà berpendapatan besar saat musim teduh disekitar bulan September hingga Desember bahkan sampai Januari.

Sebaliknya pendapatan nelayan akan menurun tajam disaat musim angin mulai bulan Pebruari dan bulan Maret, kemudian berlanjut musim angin dibulan April, Mei, Juni dan juli terkadang sampai bulan Agustus.
Hrapan untuk mendapat bantuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar datang pula dari Kelompok tenun khas Tanimbar yang 98% didominasi kaum Perempuan, anak dan remaja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kebutuhan sekolah dan lainnya.

Anggota kelompok tenun Mawar, Erlina Kilanmase (42) turut membenarkan bahwa Ia bersama 25 anggota kelompok tenun lainnya belum pernah mendapat uluran tangan Pemda.
“Kabupaten tidak pernah ada perhatian sama sekali kepada kami, kalau bisà bantu kasih benang, klos, bordir, wantex, rafia untuk meringankan kami”.tandasnya.
Selain itu Ketua kelompok tenun Florlana, Deliana Luanmasar (44) menuturkan bahwa menenun kain salah satu warisan leluhur turun-temurun yang perlu dilestarikan.

Dirinya berharap Pemerintah Daerah bisà membantu dalam hal promosi dengan membentuk Koperasi untuk mempermudah kelompok tenun dalam hal pemasaran ke berbagai tempat.
“ Harapan saya tenun ini bisa sukses, harus ada koperasi Pemda yang siap beli, Pemda bantu promosi, kami punya kain tenun dengan motif Tais Matan dan Motif Selaru”.imbuhnya.

Iapun berkomitmen untuk tetap mewarisi tradisi tenun leluhur dan saat ini berupaya keras memasarkan tenun dengan berjalan ke kampung-kampung, ke kota-kota sampai keluar daerah.
Dalam usahanya ini selalu didampingi suaminya Kristoyani Fordatkosu (45) seorang petani bawang merah dan kacang tanah juga melakukan hal yang sama yaitu menjangkau pasar dengan berjalan keliling.
“Kami kelompok tani Tuamlerang terdiri 15 orang merasa perlu juga bisà mendapat bantuan dan uluran tangan Pemda untuk bibit bawang merah dan kacang tanah”.ujarnya menutup.
Pejabat Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Dr. Alwiyah Fadlun Alaydrus, SH, MH saat dihubungi media ini memberikan petunjuk hal tersebut akan segera dikonfirmasikan kepada Dinas Teknis terkait. (Jk)










